- Pertama, Mimpi yang baik, yakni mimpi yang dimaksudkan oleh Rasulullah dalam hadistnya yang mulia:
Ada yang berpendapat bahwa kejadian itu adalah di akhir jaman, saat ilmu sudah lenyap, serta para ulama dan orang orang shalih sudah meninggal dunia, demikian juga ahli makrifat yang tulus. Maka, mimpi yang benar saat itu menjadi sejenis hidayah dan jalan hidup, agar Allah meridhoi para hambaNya, yakni agar mereka menempuh jalan yang dapat menuai keridhaan Allah.
Para ulama juga menyebutkan, bahwa diantara mimpi itu ada mimpi yang tidak perlu ditakwilkan, seperti seorang hamba yang bermimpi melihat Rabbnya, melihat Rasulullah atau melihat salah seorang rasul yang mulia. Demikian juga melihat salah seorang sahabat, tabi’in, para wali Allah atau orang orang shalih.
Semua jenis mimpi seperti itu hanyalah semata mata kabar gembira, sehingga tidak perlu ditakwilkan.
- Kedua, mimpi yang merupakan dialog seseorang dengan dirinya sendiri. Mimpi seperti ini biasanya sangat tergantung dengan pikiran yang sedang menyibukkan hati seseorang. Juga, sangat berhubungan dengan urusan yang sedang menjadi pusat perhatiannya belakangan ini. Seperti, seorang pelajar yang sudah menghadapi dan masih menunggu hasil ujiannya. Lalu, ia bermimpi bahwa ia lulus ujian, sehingga ia mendapat banyak ucapan selamat dari teman temannya.
- Ketiga, mimpi dari setan yang menciptakan kesedihan. Mimpi seperti ini dapat dikatakan sebagai mimpi buruk. Jenis mimpi seperti ini termasuk mimpi yang dibenci manusia. Mimpi yang dibenci oleh manusia jelas berasal dari setan. Kalau seseorang melihat mimpi itu, hendaknya ia memohon pelindungan kepada Allah dari keburukan mimpi tersebut. Dan, jangan menceritakannya kepada siapapun, karena itu akan membahayakan dirinya sendiri.
“Ru’yah itu berasal dari Allah. Sementara hulm berasal dari setan. Kalau seseorang mengalami hulm atau mimpi buruk, hendaknya ia melepeh ke sebelah kiri (meludah tanpa mengeluarkan ludah). Dna hendkanya ia memohon perlindungan kepada Allah dari setan. Maka mimpi itu tidak akan membahayakan dirinya. (HR Bukhari)
Abu Hurairah meriwayatkan sebuah hadist dari Rasulullah,
Mimpi itu ada 3 jenis: mimpi yang benar (yaitu kabar gembira dari Allah)
Mimpi hasil upaya setan untuk membuat sedih manusia
Mimpi yang berwujud dialog seseorang dengan dirinya sendiri. Bila seseornag melihat mimpi buruk, hendaknya ia bangun, lalu shalat. Ia tidak boleh menceritakan mimpi itu kepada oranglain. (HR Buhari dan Muslim)
0 komentar:
Posting Komentar